Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2011

ODHA: NOTHING FOR EVERYTHING



Topik: KAMU TIDAK SENDIRI

Terbayang saat tes menyatakan dengan jelas bahwa anda menderita HIV, maka seakan seluruh langit runtuh, stigma negatif di masyarakat pun muncul dalam pikiran anda. Tidak bisa dipungkiri sampai saat ini AIDS memang menjadi mimpi buruk bagi semua masyarakat di dunia. Jutaan orang dan trilyunan dana diberikan untuk mencegah jangan sampai jumlah orang yang terjangkiti AIDS bertambah. Akan tetapi yang paling penting dari kesemuanya adalah bagaimana dalam memperlakukan orang yang dengan berat hati sudah terjangkiti oleh penyakit yang mematikan dan belum ada obatnya ini. Karena mereka menjadi salah satu faktor resiko paling penting dalam penyebaran HIV AIDS. Perlakuan terhadap orang yang sudah terjangkit HIV (ODHA) telah tersusun dalam banyak program yang dilakukan pemerintah dalam menjaring dan melakukan registrasi para ODHA. Tindak lanjutnya berupa penyuluhan dan alokasi pemberian obat ARV yang  nantinya akan memperlambat aktivitas virus HIV menggerogoti sistem imunnya.
Dalam perlakuan terhadap ODHA yang dilakukan oleh LSM dan dinas kesehatan, penyuluhan dan pendampingan merupakan kegiatan yang paling penting . Saat berada di masyarakat, sampai saat ini masih ada stigma bahwa ODHA adalah sampah masyarakat yang harus dibuang. Pembuangan cara pandang yang salah dengan mengedepankan nilai kemanusiaan adalah hal yang perlu kita perhatikan. Sekarang ini ada rumor yang  beredar melalui pesan singkat (SMS) yang isinya bahwa para ODHA balas dendam karena ketimpangan sosial yang mereka terima baik oleh pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini sangatlah penting untuk ditindaklanjuti tentang kebenarannya, tentunya dengan tujuan mendorong agar dilakukannya peningkatan perhatian bagi para ODHA. Pada dasarnya para ODHA ini merupakan sasaran strategis bagi pengembangan program penanggulangan AIDS.  ODHA berpotensi menjadi sumber penularan yang nantinya akan menjadi titik tolak dalam pengembangan program didaerahnya karena bisa memberikan banyak informasi yang sebenarnya mengenai kapan, dimana, mengapa dan bagaimana dia terjangkit HIV.      
ODHA yang selama ini memiliki stigma negatif di masyarakat ternyata menyimpan banyak informasi yang sangat berarti bagi kelangsungan program yang selama ini giat dilaksanakan. Merekalah titik pusat dari setiap kegiatan dan aktivitas yang menyangkut HIV AIDS. Jadi jangan pernah mengecilkan mereka, memberikan perhatian selayaknya sesama manusia adalah jalan terbaik dalam menanggulangi penyebaran AIDS bersama-sama.
Oleh
Cahya Edi Prastyo
Mahasiswa S2 epidemiologi Komunitas FKM UI
Depok- JABAR

Rabu, 26 Oktober 2011

penelitian tentang nyamuk

PENGARUH PEMANASAN LAMPU PIJAR DALAM BERBAGAI DAYA TERHADAP PERKEMBANGAN PRADEWASA NYAMUK Aedes aegypti DI LABORATORIUM

Cahya Edi Prastyo, Retno Hestiningsih*, Hasan Boesri**

*Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
** Peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
Abstract
Cahya Edi Prastyo PENGARUH PEMANASAN DENGAN LAMPU PIJAR DALAM BERBAGAI DAYA TERHADAP PENETASAN TELUR DAN PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti DI LABORATORIUMTHE EFFECT OF HEATING WITH VARIETY POWER INCANDESCENT LAMP ON SPEED OF PRE-ADULTS Aedes Aegypti DEVELOPMENT IN LABORATORY
xvii + 85 halaman + 9 tabel + 17 gambar + 6 lampiran Proses pengembangbiakan ( rearing ) nyamuk Aedes aegypti pada daerah dingin (dibawah suhu optimal) kurang efektif dan efisien untuk mendapatkan nyamuk dalam jumlah banyak dengan waktu cepat untuk digunakan dalam penelitian.The breeding process (rearing) of Aedes aegypti  in cold areas (below the optimal temperature) was less effective and efficient way to get mosquitoes in quick time and with large quantities.  The purpose of this research is to measure the effect of heating with incandescent lamps in a variety power  on eggs hatching and larvae growth of Aedes aegypti mosquito. This research used experimental studies that used 800 eggs as a sample. Factors   in this research including the effect of heating with incandescent lamps in different size, 5 watt, 10 watt, 15 watt, 25 watt, 40 watt, 60 watt, 75 watt, 100 watt. The results showed that, the largest egg to larvae hatching occurred in 60 watt lamp heating with 96 larvas 24 (96%), larvae to pupae in 40 watt lamp with 23,25 pupas (93%) and pupae to mosquito in 40 watt lamp with 22,75 (91%) mosquitoes.  Statistical test of the correlation between the lamp heating and water temperature p:0,0001. The fastest time for 90% hatching eggs on the 40 watt lamp with 34,4 hours, 90% larvas to pupas formed on the 100 watt lamp with 148,6 hours, 90% pupas to mosquitoes formed on the 100 watt lamp with 183,385 hours. The conclusion are, there is a correlation between the incandescent lamps heating with water temperature,  there is a difference on the formation of the larvas, pupas, and mosquitoes in each heating with incandescent lamps,  40 watt incandescent lamps heating is the best for rearing Aedes aegypti  mosquitoes.
Kata Kunci : rearing Aedes aegypti , telur, pupa, waktu, Keywords   : incandescent lamp, larvae, Aedes aegypti
KepustakaanPENDAHULUAN

Banyak penelitian yang mengkaji tentang nyamuk Aedes aegypti menuntut banyaknya sampel nyamuk yang dibutuhkan serta cara lain agar bias memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Menurut beberapa penelitian seperti Gjulin dan Coworkers (1950) menemukan bahwa telur Ae. vexans dan Ae.Sticticus dapat bertahan sampai 3 tahun pada kelembaban yang terjaga.1 Dalam penelitian Brown (1962) telur nyamuk Ae. aegypti yang diletakkan di dalam air akan menetas dalam waktu 1 – 3 hari pada suhu 300C, tetapi membutuhkan waktu 7 hari pada suhu 160C. Temperatur optimal untuk pertumbuhan larva Ae. aegypti adalah 250C – 300C. Larva berubah menjadi pupa memerlukan waktu 4 – 9 hari sesuai suhu lingkungan.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghangatkan air guna pengembangbiakan nyamuk di laboratorium adalah dengan memberikan penyinaran menggunakan lampu pijar. Lampu pijar dipilih karena aman, mudah diperoleh dan pemakaiannya dapat dilakukan dengan rangkaian yang sederhana. Penggunaan lampu pijar efektif dalam memproduksi panas karena mengubah 90% dari total energi yang diserap menjadi panas dan 10% menjadi cahaya. Akan tetapi penggunaan lampu pijar guna memanipulasi suhu lingkungan sampai saat ini masih belum dikaji lebih jauh.untuk mengatasi masalah dalam pengadaan sampel nyamuk yang standar, telah dilakukan penelitian tentang pengaruh lampu pijar dalam berbagai data terhadap perkembangan nyamuk pra-dewasa Ae. Aegypti.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan eksperimen (experiment) yaitu pengumpulan sampel untuk kelompok penelitian dilakukan secara acak dan dilakukan eksperimentasi atau intervensi variabel. Adapun variable bebas adalah pemanasan dengan lampu berdaya 5 W, 10 W, 15 W, 25 W, 40 W, 60 W, 75 W dan 100 W, variabel terikat adalah Waktu dan jumlah telur Aedes aegypti yang menjadi nyamuk serta variabel pengganggu adalah umur telur, suhu ruangan, kelembaban, predator, jenis kontainer, pH, pakan. Populasi penelitian adalah telur Aedes aegypti yang ada di B2P2VRP dengan sampel berjumlah 800 telur dari 4 ulangan penelitian yang dilakukan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran pada sampel penelitian yang mendapatkan intervensi penelitian berupa pemanasan dengan lampu pijar yang dilakukan di Laboratorium Uji Kaji Insektisida B2P2VRP. Pengukuran dan pengamatan dilakukan 4 kali sehari yaitu jam 08.00, 12.00, 17.00 dan 20.00.  Analisis data yang dilakukan berupa uji hubungan dengan uji rank spearman, uji pengaruh dengan bantuan analisis probit, uji beda variabel dengan uji anova dan uji krusskall-wallis  serta uji beda pasangan variabel dengan uji LSD dan Mann-Whitney. 

Minggu, 16 Oktober 2011

Ringkasan RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Ringkasan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

                Tujuan epidemiologi ada 4 yaitu mengetahui status kesehatan masyarakat, menjelaskan etiologi penyakit, prediksi kasus dan distribusi dan mencegah kasus baru dan memberantas kasus lama.
Pelaksanaan studi epidemiologi di lakukan pada level pemahaman dan level interaksi. Level pemahaman dimulai dari pengamatan sampai dengan penarikan kesimpulan, yang nantinya digunakan untuk generalisasi riwayat alamiah penyakit. yang kedua pada level intervensi yang mempelajari tentang penggunaan hasil di masyarakat. riwayat alamiah penyakit dapat dibedakan menjadi 3 proses yaitu, induksi, promosi an ekspresi atau durasi.
Sehat merupakan keadaan ideal fisik, psikis dan sosial  tiak hanya bebas cacat. Karena sulitnya mengukur kondisi sehat akibat keberadaannya pada tataran ieal pengukuran kesehatan digunakan aspek sakit. Yang di bedakan menjadi 3 yatu
1.       Disease dari aspek fisik biologik yang ditentukan oleh profesional seperti dokter.
2.       Illness yang ditinjau dari diensi persepsi  diasarkan pada perepsi penderita terhadap penyakit
3.       Sickness berdasarkan aspek sosial yang ditentukan oleh pandangan orang lain terhadap terhaap penderita.
Gambaran perjalan penyakit dapat dilihat dari 2 metode yaitu melalui grafik dua dimensi yang menjelaskan tingkat keganasan penyakit melalui imensi intensitas dan kronisitas.  Masa laten ihitung dari saat agen masuk sampai timbul gejala dan durasi dihitung dari muncul gejala sampai akhir penyakit. riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit secara alami tanpa adanya intervensi seperti pengobatan atas penyakit tersebut. Metoe yang kedua yaitu metode status kesehatan yang sinambung, yang menjelaskan perjalanan penyakit mulai dari sehat, subklinis, klinis dan cacat atau mati. Akhir pada penyakit menular atau setelah periode klinik adalah sehat, cacat dan mati, sedangkan penyakit tidak menular berakhir cacat atau mati. Karena karakteristik penyakit tidak menular adalah kemungkinan menyebabkan cacat yang permanen.
Upaya Pencegahan penyakit ada 3 yaitu
1.       Pencegahan primer yang dilakukan dengan promosi kesehatan pada kelompok sehat, eliminasi faktor resiko lingkungan dan perlindungan khusus untuk kelompok rentan.
2.       Pencegahan sekunder yang dilakukan pada periode subklinis yang berupa diagnosa dini penyakit, skrining dan pendidikan gejala penyakit.
3.       Pencegahan tertier yang dilakukan pada penderita yang tidak mungkin lepas dari penyakit yang bertujuan untuk mengurangi kecacatan, memperpanjang hidup dan mengurangi tingkat keparahan.
Spektrum pelayanan kesehatan
1.       Promosi kesehatan dilakukan pada orang yang masih sehat untuk menjaga agar tetap sehat.
2.       Pemeliharaan kesehatan dilakuakan dengan tujuan mencegah penyakit.
3.       Restorasi kesehatan yang dilakukan dengan mengubah orang yang sakit pada keadaan seperti semula seperti saat sebelum sakit.  

Ringkasan PERKEMBANGAN KONSEP PENYAKIT

Ringkasan
PERKEMBANGAN KONSEP PENYAKIT

Terjadi banyak perkembangan tentang konsep penyakit, mulai dari jaman manusia masih primitif sampai engan masa modern seperti saat ini. Tanpa pemahaman yang tepat tepat atau engan kata lain adanya kesenjangan pemahaman antara petugas kesehatan dengan masyarakat tentang penyakit yang mereka hadapi berpotensi menimbulkan kegagalan dalam upaya menangani masalah kesehatan yang ada. Konsep penyakit yang berkembang antara lain:
1.       Perkembangan penyakit pada masa masyarakat primitif yang mengembangkan konsep penyakit dalam kerangka konsep supranatural dimana penyakit karena pengaruh adanya roh jahat atau setan.
2.       Konsep penyakit pada masa hypocrates yang merupakan orang pertama yang menulis hubungan antara penyakit denga faktor lingkungan yang ia wujudkan dengan buku-bukunya. Pada masa ini konsep pemikiran yang rasional sudah digunakan akan tetapi penarikan kesimpulan dengan pengamatan yang kualitatif dan bersifat intuitif yang tidak selalu benar. Menurut hypocrates manusia terdiri dari 4 substansi yang berbeda yang disebut “humours” meliputi darah, lendir, empedu kuning an empedu hitam.
3.       Seorang dokter romawi bernama galen juga melakukan banyak penelitian dan pengamatan yang pada asarnya mengembangkan pemikiran hypocrates dengan menambahi 2 factor lagi yang disebut dengan factor procatartic dan tempramen. Faktor procatartic isebut juga occupational factor yang menjelaskan bahwa aanya perbedaan jenis penyakit pada pekerjaan yang berbeda. Dan tempramen yang menunjukkan tentang sifat kepribadian seseorang yang dibedakan menjadi 3 yaitu sanguina, melancholik dan cholerik.
4.       Konsep miasma berkembang engan penyakit desebabkan oleh udara kotor yang berasal air tergenang, sampah, udara kotor dan angin malam.
5.       Teori contangion dikembangkan oleh fracastorius dimana membedakan penularan penyakit melalui 3 jalan yaitu kontak langsung, melalui pakaian atau perantara dan jarak jauh (karantina berkembang).
6.       Dr Sammenweils menjelaskan fenomena terjadinya kejadian kematian yang tinggi pada persalinan yang ditolong oleh mahasiswa kedokteran dibandingkan dengan mahasiswa kebidanan. Faktor penyebab kematian terjadi akibat penularan oleh organisme pada mayat pada tangan para dokter penolong persalinan.
7.       Puncak teori jasad renik ada pada masa louis pasteur dengan temuan cara pasteurisasi dan bermacam penjelas tentang kejadian penyakit dan penemuan vaksin rabies.
8.       Selanjutnya postlat koch yang ditemukan oleh robet koch yang merumuskan tentang kriteria mikroorganisme penyakit dapat menyebaban terjadinya penyakit.

Ref:
Ducan David F, epiemiology basis for disease prevention and health promotion, Mcmillan publishing company, 1998
Gregg Michael B, fild epidemiology, epidemiologic investigaton in international setting, oxford university press, new york, 1996 

Bahan Kuliah Survei Cepat

materi survei cepat pak yovsah dapat di download di link ini http://www.megaupload.com/?d=08ZGRTJM

Senin, 10 Oktober 2011

MATERI KULIAH BU DINI DAN BU EVI

ini materi kuliah bu dini dan bu evi tentang pengenalan skala data dan penyajian data, yang pengin punya bisa di link ini http://www.megaupload.com/?d=4UTSYS6M

Ringkasan dari Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Nasrin Kodim FKM UI


MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN PETAKA KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN SIKLUS KEBIJAKAN YANG BERBASIS EVIDENS EPIDEMIOLOGI


Epidemiologi
Banyak terjadi kegagalan peningkatan derajat kesehatan masyarakat akibat kebijakan yang tidak berdasarkan pada fakta dilapangan. Kebijakan yang seharusnya merupakan sarana untuk menggapai tujuan yang nantinya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya malah menjadi sumber kesengsaraan baru bagi masyarakatnya. Russel menatakan bahwa mesin pendorong kemajuan umat manusaia yang paling utama adalah keinginan untuk memperbaiki apa yang menjadi hambatan.
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena status dan proses penyakit di populasi. Berbeda dengan kedokteran klinis yang merupakan ilmu yang menangkap fenomena organ dalam kesehatan tiap individu.
Fenomena epidemiologi meliputi frekuensi penyakit, distribusi dan faktor determinan. Frekuensi dapat digunakan untuk melihat prioritas masalah yang terjadi di masyarakat. Distribusi dapat digunakan untu melihat persebaran ataupun kecenderungan penyakit. An faktor determinan yang dapat digunakan untuk merumuskan intervensi terbaik dalam rangka pengendalian penyakit. Diranah terapan epidemiologi menganung kaidak axiologis atau kegunaan. Epidemiologi yang mempelajari faktor yang berpengaruh dapat digunakn untuk memutus rantai penularan vektor penyakit dan pengendalian faktor determinan penyakit sehingga didapatkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Epidemiologi dapat berada pada tiga ranah berbeda yaitu teori, pengalaman dan nilai. Dalam ranah teori, epidemiologi dapat menjadi pedoman  untuk melakukan tindakan nyata. Ranah pengalaman, epiemiologi dapat digunakan untuk menformulasikan teori baru dari fakta yang ada. Dalam nilai, mengawal pada kemajuan kesehatan dengan bermartabat dan secara luhur.
Kebijakan publik 
Kebijakan merupakan seperangkat keputusan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat di bedakan  menjadi dua yaitu  kebijakan sistemik atau makro yang dapat berpengaruh sampai pada dasar masyarakat dan kebijakan sektoral yang berada pada bagian tertentu yang lebih rendah. 
Kebijkan kesehatan merupakan sekumpulan keputusan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kebijakan kesehatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu kebijakan intersektor/multisektor, pencegahan dan pelayanan kesehatan. Kebijakan kesehatan intersektoral merupakan yang paling sulit diciptakan karena tidak semua faktor dibawah menteri kesehatan dan pada sektor lain tidak menempatkan kesehatan pada prioritas utama.
Epidemiologi dalam kebijakan kesehatan memiliki empat fokus yaitu pada populasi, pelayanan kesehatan, pencegahan dan informasi kesehatan. Pada populasi kebijakan harus melihat masalah di populasi secara seimbang dengan tidak membedakan antara enemisitas dan frekuensi baru karena keduanya merupakan masalah dalam masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan dimana epidemiologi mendorong terjadinya efisiensi dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam pencegahan, dimana berfokus pada upaya mencegah terjainya penyakit sehingga dapat mengurangi beban di masyarakat akibat terjadnya penyakit. Dan pada informasi kesehatan yang nantinya pada diseminasi informasi ehingga tidak terjadi kesenjangan infoemasi dan menciptakan kesatuan pemahaman terhadap penyakit. Kebijakan yang tidak berdasarkan evience atau fakta dilapangan dapat membuat kebijakan tersebut melenceng baik itu dalam efinisi masalah yang kabur, batasan kebijakan yang kurang jelas dan adanya ketidakpastian informasi kesehatan karena info yang tidak jelas.
Peran epid dalam kebijakan
Selain untuk memperkecil ketidakpastian, evidens epidemiologi juga berperan untuk mengikat proses pembuatan kebijakan dalam satu kesatuan yang berkesinambungan. Proses tersebut adalah penilaian kesehatan masyarakat, penilaian intervensi, penentuan kebijakan, implementasi dan pemantauan kebijakan. Dalam penilaian kesmas berupa menjelaskan karakteristik populasi dan kecenerungan populasi. Karakteristik populasi meliputi orang, tempat dan waktu dan kecenderungan populasi distribusi frekuensi yang ada imana data ini  dapat didapatkan dari survei, studi ekologi dan penilaian dampak lingkungan. Info lain yang dapat digunakan untuk melihat kebutuhan kesehatan dan pemerataan fasilitas kesehatan dapt dilihat dari alokasi sumber daya kesehatan terkait dengan masalah kesehatan di masyarakat. Beban ekonomi masyarakat dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk mengakses fasilitas kesehatan yang nantinya berguna untuk mempreiksi dana yang harus ikeluarkan untuk riset kesehatan dan pelayanan kesehatan. Informasi kesehatan lingkungan untuk melihat masalah lingkungan serta investasi dan alokasi sumber daya.
Penilaian intervensi potensial dapat dilakukan dengan dasar metode epidemiologi yang nantinya dapat dirumuskan alternatif pencegahan primer melalui strategi untuk melakukan intervensi pada tingkat pejamu ataupun lingkungan, milestone berupa peringatanyang dlakukan melalui aspek legal. Intervensi yang terbukti efektif pada individu beum tentu efektif pada populasi.
Penentuan kebijakan dapat dilakukan dengan bantuan epidemiologi karena adanya kemampuan preiksi dampak berbagai intervensi pada kesehatan masyarakat dapat untuk menentukan kebijakan prioritas. Kebijakan sama dengan kepastian.
Pada tahap implementasi kesehatan, epidemiologi dapat membantu dalam membuat goal atau tujuan  objektif yang dapat diukur. Alokasi sumber daya yang dibutuhkan serta membantu dalam menentukan data pendukung untuk evaluasi kebijakan.
Evaluasi kebijakan dilakukan dengan pengukuran intervensi yang dilakukan seperti yang termuat dalam kebijaka yang terkait yang nantinya untuk pembuatan kebijakan lebh lanjut, untuk menghindari adanya kesalahan yang berulang.

Kontroversi epidemiologi dalam kebijakan
1.       Ahli epidemiologi tidak pada sektor pembuat kebijakan, dimana pada sektor tersebut diisi oleh orang-orang yang memiliki latar belakang lain.
2.       Pembuat kebijakan memerlukan jawaban atas permsalahn engan pasti da segera tetapi epidemiolog butuh waktu dan fokus pada masalah dengan penuh ke hati-hatian sehingga butuh waktu yang lebih.
3.       Epidemiologi etiologi yang mengkaji masa lalu dan dilakukan perkasus berbeda engan epidemiologi kebijakan yang melihat pada masa depan dengan kajian perpopulasi.
Potensi petaka di Indonesia
Berkembangnya penyakit menular di Indonesia berupa DBD yang dari siklus lima tahunan menjadi siklus tanpa pola setiap waktu dengan kematian paling tinggi paa kelompok masyarakat miskin sebagai akibat perilaku yang tidak mendukung kesehatan dan akses pada pekayanan kesehatan yang paling rendah.
Adanya penyakit baru seperti flu burung di tengah sulitnya mengatasi penyakit yang sudah ada sebelumnya seperti malaria, TB dan HIV/AIDS.
Penduduk dengan tingkat ekonomi tinggi terperangkap dalam penyakit tiak menular seperti penyakit kardiovaskuler, DM, kanker dan paru-paru obstruktif menahun yang lebih sulit dikendalikan.
Kesimpulan
1.       Kebijakan tanpa evidence sama dengan petaka
2.       Fokus epidemiologi pada populasi, pencegahan, pelayanan kesehatan dan info kesehatan adalah eviens ilmiah utama untuk pembuatan kebijakan.
3.       Peranan epidemiologi yang masih rendah.
Rekomendasi
1.       Kebijakan berbasis evidens harus diimplementasi secara konsisten dan berkesinambung.
2.       Perlunya pemberdayaan ahli epidemiologi dalam proses pembuatan kebijakan kesehatan.

TUTORIAL ANALISIS DATA DENGAN SPSS

Tutorial data dengan spss yang dilengkapi dengan penjelasan singkat. Tertarik? download di link ini http://www.megaupload.com/?d=K814HY72

Minggu, 02 Oktober 2011

materi kesmasy intermediete prof. soekidjo pertemuan pertama

materi kesmasy intermediete pertemuan pertama, dapat didownload pada link berikut ini http://www.megaupload.com/?d=A8FFQB8K

PR BIOSTAT INTERMEDIETE BU DINI 30/09/2011

bapak/ibu, sesuai dengan pesan untuk upload data PR biostat intermediete, karena ternyata ada banyak ragam data karena human error, oleh karena itu ata berikut ini diharapkan bisa sebagai acuan dalam megerjakan tugas rumah. data bisa didownload pada link berikut ini
 http://www.megaupload.com/?d=58ENJCN9

Minggu, 25 September 2011

IDM 5.19

download idm

VIDEO EPITROP COMMUNITY UNDIP ANK. 2007

TEMEN2 EPIDERS NI TAK KASIH LAGI VIDEO EPIDERS YANG WAKTU KKL, MET MENGENANG YA......
http://www.ziddu.com/download/16521564/epitropcommunityinaction.wmv.html

Biostat Dasar

pada waktu kuliah biostat intermediete saya ke komputer operator dan mendapatkan ada beberapa materi biostat dasar, mungkin kalo yang mau belajar lagi, materi bisa dipakai. untuk mengundug dapat dilakikan pada link ini
http://www.ziddu.com/download/16521078/lain2.rar.html

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

MATERI EPTM DENGAN PENGAMPU PAK NASRIN DAPAT DI DOWNLOAD DI LINK INI
http://www.ziddu.com/download/16520908/MetodeEpidPTM-Prof.Nasrin.rar.html

EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

MATERI MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PENGAMPU PAK MIKO  DAPAT DI DOWNLOAD PADA LINK DIBAWAH INI
EPID MANPELKES

epid intermediete prof. sudarto

Bapak-bapak dan ibu-ibu, materi mata kuliah epidemiologi intermediet dengan pengampu prof sudarto dapat di download pada link dibawah ini
http://www.ziddu.com/download/16520629/epidintermediete.rar.html

MATA KULIAH APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIJAKAN KESEHATAN UI 2011

Yang terhormat Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, untuk mata kuliah aplikasi epidemiologi dalam kebijakan kesehatan dengan pengampu prof. nasrin kodim, materi selama satu semester dapat di download di link di bawah ini
http://www.ziddu.com/download/16520523/EPIDKEBIJAKAN.rar.html

Buku Alumni epitrop community 2007

teman-teman seperjuangan, saat  ini kita akan melanjutkan bagian dari jalan hidup kita yang telah kita pilih, semoga senantiasa dalam lindungan tuhan dan semoga cita-cita kalian akan terwujud.

untuk buku alumni bisa kalian download disini

http://www.ziddu.com/download/16520281/bukukenang-kenaganepid2007.pdf.html

Sabtu, 04 Juni 2011

isian buku alumni epid


Nama:
NIM:
Alamat:
e-mail:
no. telp/HP:
pesan utk epitrop:
kesan utk epitrop:
kesan utk temen2:
andika
astika
eva
mita
siskaevia
ania
ayu
ferena
ngesti
titin
anna
aziz
fitri
nissa
tresya
apnidah
dessy
hana
ratna
triana
arinda
dyah
heni
ristiana
tyagita
arum
echa
leli
sandi
winda
arwinda
eci
liana
santi
yondi

jangan lupa kumpulin ke sandy ya,,,,,,,,