Cari Blog Ini

Rabu, 26 Oktober 2011

penelitian tentang nyamuk

PENGARUH PEMANASAN LAMPU PIJAR DALAM BERBAGAI DAYA TERHADAP PERKEMBANGAN PRADEWASA NYAMUK Aedes aegypti DI LABORATORIUM

Cahya Edi Prastyo, Retno Hestiningsih*, Hasan Boesri**

*Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
** Peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
Abstract
Cahya Edi Prastyo PENGARUH PEMANASAN DENGAN LAMPU PIJAR DALAM BERBAGAI DAYA TERHADAP PENETASAN TELUR DAN PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti DI LABORATORIUMTHE EFFECT OF HEATING WITH VARIETY POWER INCANDESCENT LAMP ON SPEED OF PRE-ADULTS Aedes Aegypti DEVELOPMENT IN LABORATORY
xvii + 85 halaman + 9 tabel + 17 gambar + 6 lampiran Proses pengembangbiakan ( rearing ) nyamuk Aedes aegypti pada daerah dingin (dibawah suhu optimal) kurang efektif dan efisien untuk mendapatkan nyamuk dalam jumlah banyak dengan waktu cepat untuk digunakan dalam penelitian.The breeding process (rearing) of Aedes aegypti  in cold areas (below the optimal temperature) was less effective and efficient way to get mosquitoes in quick time and with large quantities.  The purpose of this research is to measure the effect of heating with incandescent lamps in a variety power  on eggs hatching and larvae growth of Aedes aegypti mosquito. This research used experimental studies that used 800 eggs as a sample. Factors   in this research including the effect of heating with incandescent lamps in different size, 5 watt, 10 watt, 15 watt, 25 watt, 40 watt, 60 watt, 75 watt, 100 watt. The results showed that, the largest egg to larvae hatching occurred in 60 watt lamp heating with 96 larvas 24 (96%), larvae to pupae in 40 watt lamp with 23,25 pupas (93%) and pupae to mosquito in 40 watt lamp with 22,75 (91%) mosquitoes.  Statistical test of the correlation between the lamp heating and water temperature p:0,0001. The fastest time for 90% hatching eggs on the 40 watt lamp with 34,4 hours, 90% larvas to pupas formed on the 100 watt lamp with 148,6 hours, 90% pupas to mosquitoes formed on the 100 watt lamp with 183,385 hours. The conclusion are, there is a correlation between the incandescent lamps heating with water temperature,  there is a difference on the formation of the larvas, pupas, and mosquitoes in each heating with incandescent lamps,  40 watt incandescent lamps heating is the best for rearing Aedes aegypti  mosquitoes.
Kata Kunci : rearing Aedes aegypti , telur, pupa, waktu, Keywords   : incandescent lamp, larvae, Aedes aegypti
KepustakaanPENDAHULUAN

Banyak penelitian yang mengkaji tentang nyamuk Aedes aegypti menuntut banyaknya sampel nyamuk yang dibutuhkan serta cara lain agar bias memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Menurut beberapa penelitian seperti Gjulin dan Coworkers (1950) menemukan bahwa telur Ae. vexans dan Ae.Sticticus dapat bertahan sampai 3 tahun pada kelembaban yang terjaga.1 Dalam penelitian Brown (1962) telur nyamuk Ae. aegypti yang diletakkan di dalam air akan menetas dalam waktu 1 – 3 hari pada suhu 300C, tetapi membutuhkan waktu 7 hari pada suhu 160C. Temperatur optimal untuk pertumbuhan larva Ae. aegypti adalah 250C – 300C. Larva berubah menjadi pupa memerlukan waktu 4 – 9 hari sesuai suhu lingkungan.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghangatkan air guna pengembangbiakan nyamuk di laboratorium adalah dengan memberikan penyinaran menggunakan lampu pijar. Lampu pijar dipilih karena aman, mudah diperoleh dan pemakaiannya dapat dilakukan dengan rangkaian yang sederhana. Penggunaan lampu pijar efektif dalam memproduksi panas karena mengubah 90% dari total energi yang diserap menjadi panas dan 10% menjadi cahaya. Akan tetapi penggunaan lampu pijar guna memanipulasi suhu lingkungan sampai saat ini masih belum dikaji lebih jauh.untuk mengatasi masalah dalam pengadaan sampel nyamuk yang standar, telah dilakukan penelitian tentang pengaruh lampu pijar dalam berbagai data terhadap perkembangan nyamuk pra-dewasa Ae. Aegypti.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan eksperimen (experiment) yaitu pengumpulan sampel untuk kelompok penelitian dilakukan secara acak dan dilakukan eksperimentasi atau intervensi variabel. Adapun variable bebas adalah pemanasan dengan lampu berdaya 5 W, 10 W, 15 W, 25 W, 40 W, 60 W, 75 W dan 100 W, variabel terikat adalah Waktu dan jumlah telur Aedes aegypti yang menjadi nyamuk serta variabel pengganggu adalah umur telur, suhu ruangan, kelembaban, predator, jenis kontainer, pH, pakan. Populasi penelitian adalah telur Aedes aegypti yang ada di B2P2VRP dengan sampel berjumlah 800 telur dari 4 ulangan penelitian yang dilakukan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran pada sampel penelitian yang mendapatkan intervensi penelitian berupa pemanasan dengan lampu pijar yang dilakukan di Laboratorium Uji Kaji Insektisida B2P2VRP. Pengukuran dan pengamatan dilakukan 4 kali sehari yaitu jam 08.00, 12.00, 17.00 dan 20.00.  Analisis data yang dilakukan berupa uji hubungan dengan uji rank spearman, uji pengaruh dengan bantuan analisis probit, uji beda variabel dengan uji anova dan uji krusskall-wallis  serta uji beda pasangan variabel dengan uji LSD dan Mann-Whitney. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar