Cari Blog Ini

Rabu, 05 Januari 2011

Kolonisasi Nyamuk di Laboratorium


1.                                                                                         * oleh tim magang epidemiologi UNDIP di B2P2VRP 

a.    Kandang untuk spesies Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus
Kandang nyamuk diletakkan pada ruangan yang tidak mendapatkan pencahayaan secara langsung. Kandang dibuat dengan menggunakan jenis kain seperti kain kelambu dan untuk menjaga kelembapan kandang digunakan handuk basah yang dipasang menyelimuti kandang. Makanan yang disiapkan untuk nyamuk dewasa adalah larutan glukosa 10% dan marmut yang nantinya akan dihisap darahnya oleh nyamuk betina untuk memasakkan telur yang ada ditubuhnya. Marmut dimasukkan ke dalam kandang 2 kali sehari selama 3 jam tiap pagi dan siang.
Pada kandang disiapkan 2 mangkuk enamel. Mangkuk pertama untuk pupa nyamuk yang nantinya akjan menjadi nyamuk dewasa dan mangkuk kedua berisi air yang nantinya akan digunakan nyamuk untuk bertelur.
b.    Kandang untuk spesies Anopheles spp.
Pada kandang Anopheles spp, kandang hampir sama dengan kandang sebelumnya, perbedaan terletak pada tempat untuk bertelur yang disediakan. Pada nyamuk Anopheles spp. yang lebih suka bertelur pada kontainer alami disediakan mangkuk yang terbuat dari tanah liat.  
c.    Kandang untuk spesies Toxorhynchites splenders
Pada kandang nyamuk spesies ini, kandang yang digunakan hampir sama dengan kandang Anopheles spp. perbedaan ada pada makanan yang disediakan. Karena nyamuk Toxorhynchites splenders tidak menghisap darah tetapi menghisap sari buah, makanan yang disediakan adalah larutan glukosa 10% dan buah apel yang sudah dibelah.
2.    Prosedur kolonisasi nyamuk di laboratorium
a.    Pemeliharaan larva dan pupa spesies Aedes aegypti, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus dan Anopheles spp.
1.               Alat
-     tray plastik ukuran 35 cm x 25 cm x 5 cm
-     pipet tetes
-     mangkuk enamel ukuran 11 cm
-     kipas angin
2.               Bahan
-     telur spesies Aedes aegypti, Aedes albopictus, Culex quinquefasciatus dan Anopheles spp.
-     Air bebas chlorin
-     Dog food (untuk aedes dan Culex)
-     Makanan Anopheles (campuran dog food, daging dean ragi)
-     Kertas saring ukuran 16 cm x 4 cm
3.               Cara kerja
-     Tray disiapkan diatas rak pemeliharaan larva
-     Tray diisi dengan air sebanyak 2 liter
-     Telur dimasukkan ke dalam tray
-     Label ditulis sesuai nama dan tanggal penetasan
-     Larva dipindahkan ke dalam tray dengan kapasitas 400-600 larva per tray.
-     Larva Aedes dan Culex diberi makan dog food setiap 2 hari sekali, dan untuk larva Anopheles di beri makanan campuran dog food, daging dan ragi setiap 2 kali sehari.
-     Tray dibersihkan setiap hari dari kotoran dan larva yang mati
-     Tray ditambah dengan air bapabila volume air menyusut
-     Larva yang sudah menjadi pupa diambil dengan pipet dan dimasukkan kedalam mangkuk enamel
-     Sebelumnya mangkuk enamel dilapisi dengan kertas saring terlebih dahulu baru dimasukkan ke dalam kandang.
-     Khusus untuk tray  Anopheles, untuk aerasi dalam tray digunakan kipas angin
-     Pengamblan pupa dicatat pada buku yang sudah disediakan.
b.    Pemeliharaan larva Toxorhynchites splenders
1.   Alat
-       Mangkuk enamel
-       pipet tetes
-       gelas plastik kecil (cup) ukuran 200 ml
2.   Bahan
-       telur nyamuk Toxorhynchites splenders
-       larva aedes
3.   Cara kerja
-       telur diletakkan pada mangkuk enamel untuk ditetaskan.
-       Setelah menetas larva dipindah ke dalam cup secara individual.
-       Larva diberi makan tiap 2 hari sekali dengan makanan berupa larva Aedes aegypti.
-       Pupa diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam mangkuk enamel.
-       Pupa yang sudah dikumpulkan  dimasukkan ke dalam kandang.

1 komentar: