Cari Blog Ini

Rabu, 05 Januari 2011


            Pemilihan fosfin sebagai fumigan dalam pelaksanan fumigasi sebagai salah satu alternatif bagi komoditas yang tidak direkomendasikan di   fumigasi dengan menggunakan metil bromida seperti benih, produk makanan, produk olahan, biji-bijian yang mengandung lemak dan protein tinggi. Hal ini karena selain merupakan fumigan yang sangat beracun, fosfin relatif aman terhadap komoditas yang difumigasi. Perlakuan dengan fosfin secara berulang-ulang relatif tidak meninggalkan residu pada komoditas. Sesuai dengan ketentuan Codex Alimentarius, batas residu untuk inorganic fosfin yang diperbolehkan pada biji-bijian yang belum diolah 0,1 mg/kg, dan 0,01 mg/kg pada biji-bijian yang telah diolah. Selain itu, penggunaan fosfin banyak dipersyaratkan oleh negara-negara tertentu karena ion fosfin juga diketahui sebagai zat yang tidak menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon.
            Fumigasi dengan menggunakan fosfin harus memperhatikan sifat-sifat fisik dan kimianya, serta aplikasinya membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metil bromida. Untuk itu, yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan fumigasi dengan fosfin adalah ketersediaan waktu yang cukup untuk pelaksanaan fumigasi, kandungan air komoditas yang difumigasi, jenis komoditas dan jenis organism pengganggu tumbuhan yang menjadi sasaran fumigasi.
                  Fumigasi dengan fosfin untuk tujuan tindakan karantina dapat   dilakukan terhadap :
a.    Komoditas yang seblumnya telah difumigasi dengan metil bromida.
b.    Biji-bijian yang menagndung lemak.
c.    Komoditas yang dapat tercemar bila difumigasi dengan metil bromida (misalnya tepung terigu).
d.    Benih, karena tidak berpengaruh terhadap daya kecambah.
e.    Tersedianya waktu yang panjang (tidak kurang dari 7 hari).
            Penggunaan fosfin dihindari apabila :
a.    Timbul kecenderungan masalah resistensi pada populasi serangga.
b.    Suhu di bawah 10 derajat celcius karena pada suhu tersebut serangga tiak aktif.
c.    Komoditas yang mengandung emas, perak dan tembaga.
d.    Lokasi fumigasi sangat berdekatan dengan tempat kerja dan pemukiman.
e.    Komoditas dengan kandungan air yang tinggi.
f.      Tidak tersedia perlengkapan keselamtan kerja bagi fumigasi fosfin yang memadai.
g.    Tidak cukup waktu untuk melaksanakan fumigasi sampai selesai.
                  Fosfin memiliki nama kimia hydrogen fosfida dengan formulasi kimia   PH3.Pemilihan fosfin bagai fumigan dalam pelaksanaan fumigasi pada produk makanan, olahan, biji-bijian dan sereal yang sensitive terhadap metil bromida, karena :
a.    Merupakan senyawa yang sangat toksik dan memiliki penetrasi yang baik serta beragam.
b.    Tidak memiliki efek aroma, warna an cita rasa terhadap komoditas yang difumigasi.
c.    Penyerapan oleh produk lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar